Disrupsi dunia digital turut merambah ke ranah interaksi sosial, pola komunikasi lebih didominasi oleh pesan singkat dan emoji. Persahabatan yang dulunya dipelihara melalui percakapan panjang atau pertemuan langsung kini banyak dilakukan melalui platform digital. Namun, bagaimana cara menjaga kedekatan hubungan persahabatan di era digital ini?
Penelitian terbaru dari Departemen Psikologi Bare-Minimum dan Laboratorium Persahabatan Semi-Attentive di New Delhi, India, tampaknya menarik dan bisa menjadi salah satu solusi bagaimana pola komunikasi dengan sistem sederhana namun efektif tetap terjaga: “Haha, Benar Banget!”. Artikel asli berjudul Replying ‘Haha So True!’ to Every Meme Your Friend Sends: An Experimental Study in Preserving Social Bonds with Minimum Effort”

Dr. Koothrappali, sebagai pemimpin Department of Bare-Minimum Psychology, IIB, New Delhi, India, menceritakan bagaimana ide penelitian ini muncul dari pengamatan sehari-harinya.
“Kami sering melihat bagaimana teman-teman kita terhubung melalui media sosial dengan respons yang minimal. Banyak yang bertanya-tanya apakah interaksi singkat ini benar-benar efektif dalam menjaga hubungan,” ungkapnya.
Bersama Dr. Nahasapeemapetilon dari Semi-Attentive Friendship Laboratory, just opposite IIB, New Delhi, India, mereka memutuskan untuk menyelami lebih dalam fenomena ini.
Pada penelitian yang melibatkan 150 peserta ini, para peneliti membagi mereka ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama diminta hanya menggunakan frasa “Haha, Benar Banget!” saat merespons meme yang dikirimkan oleh teman mereka. Kelompok kedua menggunakan respons yang lebih berenergi seperti “OMG, Ketawa Terpingkal-pingkal!” dan “LOL, Aku Baru Saja Tertawa Ngakak!”, sementara kelompok ketiga tidak memberikan respons sama sekali sebagai kontrol.
“Hasilnya sangat menarik,” kata Dr. Koothrappali dengan antusias.
“Kami menemukan bahwa peserta yang menggunakan HBT merasa sama puasnya dengan mereka yang menggunakan respons yang lebih panjang dan berenergi tinggi. Ini menunjukkan bahwa kata ini mampu menyampaikan persetujuan kasual dan keterlibatan emosional tanpa harus menghabiskan banyak waktu atau energi.”
Dr. Nahasapeemapetilon menambahkan, “Selain itu, peserta yang menggunakan HBT melaporkan tingkat rasa bersalah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak merespons sama sekali. Ini menunjukkan bahwa HBT memberikan keseimbangan yang sempurna antara keterlibatan dan efisiensi, sehingga kita tetap terhubung tanpa merasa terbebani.”
Penelitian ini juga mengeksplorasi bagaimana respons HBT dipersepsikan oleh penerima. Meskipun respons berenergi tinggi dianggap lebih antusias, HBT tetap memberikan tingkat antusiasme yang cukup untuk membuat teman merasa dihargai. “Antusiasme yang disampaikan melalui HBT mungkin tidak setinggi respons yang lebih berenergi, namun tetap cukup untuk menunjukkan bahwa kita menghargai apa yang dibagikan oleh teman kita,” jelas Dr. Koothrappali. “Ini sangat cocok untuk dinamika persahabatan modern di mana keseimbangan antara keterlibatan dan efisiensi sangat penting.”
Metodologi triple-blind yang digunakan dalam penelitian ini dapat memastikan bahwa hasilnya objektif dan bebas dari bias. Peserta tidak mengetahui kelompok mana yang mereka ikuti, dan peneliti juga tidak mengetahui penugasan kelompok peserta selama proses penelitian berlangsung.
Dampak dari penelitian ini adalah dalam konteks bagaimana kita memelihara hubungan sosial di era digital. Dengan semakin banyaknya interaksi yang terjadi secara online, memahami bagaimana respons secara hemat energi ini dapat mempengaruhi kualitas hubungan menjadi sangat relevan.
“Kami percaya bahwa HBT bisa menjadi strategi komunikasi yang efektif bagi mereka yang memiliki jadwal padat namun tetap ingin mempertahankan hubungan pertemanan yang baik,” ujar Dr. Nahasapeemapetilon.
Penelitian ini juga membuka pintu bagi studi lanjutan yang dapat mengeksplorasi performa respons ini di berbagai media, seperti catatan suara atau gif animasi, serta meneliti efek dari respons yang bahkan lebih minimal, seperti hanya menggunakan huruf “H”, “Y”, “P”. “Dengan memahami lebih dalam bagaimana respons minimal ini bekerja, kita bisa mengembangkan strategi komunikasi yang lebih baik dalam menjaga hubungan sosial di masa depan,” tambah Dr. Nahasapeemapetilon.
Dr. Koothrappali menegaskan pentingnya kualitas dalam menjaga persahabatan. “Kami berharap penelitian ini dapat membantu orang memahami bahwa dalam menjaga persahabatan, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Respons singkat seperti ‘Haha, Benar Banget!’ mungkin terlihat sederhana, namun memiliki dampak yang signifikan dalam mempertahankan ikatan sosial di zaman ini.”
Dengan demikian, di tengah kemajuan teknologi dan perubahan cara kita berinteraksi, frasa sederhana seperti “Haha, Benar Banget!” telah menjadi ungkapan populer, sekaligus alat yang efektif dalam menjaga dan memperkuat hubungan persahabatan. Penelitian ini selengkapnya dapat Anda akses pada McGraw, B. (2024, November 17). Replying ‘Haha So True!’ to Every Meme Your Friend Sends: An Experimental Study in Preserving Social Bonds with Minimum Effort – Journal of Astrological Big Data Ecology. Journal of Astrological Big Data Ecology. https://jabde.com/2024/11/17/haha-so-true-reply-in-text-theory/