Ponorogo – Penentuan awal Ramadan 2025/1446 Hijriah tahun ini kembali diwarnai dengan potensi perbedaan awal puasa. Hal ini disebabkan oleh penerapan kriteria imkan rukyah terbaru yang digunakan pemerintah, yaitu ketinggian hilal minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat agar dapat dikonfirmasi secara kasat mata.

Menurut Imroatul Munfaridah, M.S.I, pakar ilmu falak dari IAIN Ponorogo sekaligus Kepala Laboratorium Watoe Dhakon Observatory, hanya Aceh yang diprediksi memenuhi kriteria tersebut. Sementara itu, daerah lain masih mengalami kendala karena meskipun hilal sudah mencapai 3 derajat lebih, elongasinya belum mencukupi.

“Memang ada potensi perbedaan awal Ramadan. Namun, hanya Aceh yang bisa memenuhi kriteria tersebut berdasarkan bantuan teknologi.”ujarnya.


Data Ephemeris dari Watoe Dhakon Observatory

ramadan 2025
ramadan 2025

Berdasarkan hasil perhitungan ephemeris yang dilakukan di Watoe Dhakon Observatory IAIN Ponorogo, ijtima’ akhir bulan Sya’ban terjadi pada:

📌 Tanggal: 28 Februari 2025
📌 Waktu ijtima’: 07:46:48 WIB
📌 Koordinat Markaz: 7° 51′ 47″ LS, 111° 29′ 33″ BT
📌 Ketinggian lokasi: 125 meter di atas permukaan laut

Saat matahari terbenam di Ponorogo, posisi hilal adalah sebagai berikut:

🔹 Matahari terbenam: 17° 55′ 35.99″
🔹 Hilal terbenam: 18° 10′ 38.87″
🔹 Tinggi hilal hakiki: 4° 17′ 7.91″
🔹 Tinggi mar’i (terlihat untuk rukyah): 3° 45′ 43.16″
🔹 Lama hilal di atas ufuk: 12 menit 54 detik
🔹 Arah (azimut) matahari: 261° 58′ 45″
🔹 Arah (azimut) hilal: 264° 28′ 43.2″
🔹 Posisi hilal: Berada di utara matahari, miring ke utara
🔹 Elongasi: 5° 31′ 49.29″

Dari data tersebut, terlihat bahwa hilal di Ponorogo belum memenuhi syarat elongasi minimal 6,4 derajat, sehingga kemungkinan besar tidak bisa dirukyat secara kasat mata. Simulasi yang dilakukan oleh observatorium juga menunjukkan bahwa hilal sangat tipis dan redup, sehingga peluang keberhasilan rukyah sangat kecil.

Namun, jika ada daerah yang berhasil melihat hilal, meskipun elongasinya kurang dari 6,4 derajat, hasil pengamatan ini dapat menjadi bahan evaluasi terhadap kriteria imkan rukyah yang digunakan saat ini.


Idul Fitri 1446 H Berpotensi Seragam!

Meskipun awal Ramadan berpotensi berbeda, kabar baiknya adalah Idul Fitri 1446 H kemungkinan akan jatuh pada hari yang sama di seluruh Indonesia!

Bagaimana bisa?

Menurut Imroatul Munfaridah, pada tanggal 29 Ramadan, posisi hilal diperkirakan masih di bawah ambang batas kriteria rukyah, yang berarti kemungkinan besar seluruh ormas Islam di Indonesia akan menetapkan 1 Syawal secara bersamaan.

“Kalau prediksi ini benar, maka Idul Fitri tahun ini akan menjadi momentum kebersamaan yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir,” jelasnya.

Namun, ia juga mencatat bahwa ada sekelompok umat Islam yang memulai puasa lebih awal, sehingga kemungkinan tetap ada perbedaan dalam perayaan Idul Fitri bagi sebagian kecil komunitas.


Sikap Bijak dalam Perbedaan Ramadan 2025

Imroatul juga menegaskan bahwa perbedaan awal Ramadan bukan hal baru. Masyarakat diimbau untuk menyikapi perbedaan ini dengan bijak dan tetap menunggu hasil Sidang Isbat resmi dari pemerintah.

“Kita sudah biasa menghadapi perbedaan seperti ini. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya dengan sikap dewasa dan saling menghormati,” pesannya.

Sebagai akademisi dan kepala observatorium, Imroatul Munfaridah berjanji akan membagikan hasil perhitungan lebih lanjut sebagai bagian dari edukasi bagi masyarakat tentang penentuan kalender hijriah.


Kesimpulan

✅ Awal Ramadan 2025/1446 H berpotensi berbeda karena kriteria imkan rukyah baru belum sepenuhnya terpenuhi di beberapa daerah.
✅ Data hisab di Ponorogo menunjukkan hilal sulit dirukyat karena elongasi belum mencapai batas minimal 6,4 derajat.
✅ Teknologi rukyah dapat membantu verifikasi di daerah yang berpotensi melihat hilal.
✅ Idul Fitri 1446 H kemungkinan besar seragam, karena posisi hilal 29 Ramadan 2025 masih di bawah kriteria rukyah.
✅ Tetap ada sekelompok umat Islam yang mungkin merayakan Idul Fitri lebih awal atau lebih lambat.
✅ Umat Islam diimbau untuk menyikapi perbedaan ini dengan bijak dan menunggu hasil Sidang Isbat.

Shares:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *