Bogor, 17 November 2024 – Kementerian Agama (Kemenag) resmi menutup Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang berlangsung sejak 15 November 2024 di Bogor, Jawa Barat. Dalam penutupan tersebut, Menteri Agama menyampaikan lima arahan strategis untuk memperkuat pendidikan tinggi agama, meningkatkan profesionalisme birokrasi, dan mendorong kolaborasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat. Arahan ini dirancang sebagai langkah nyata menghadapi tantangan modernisasi di berbagai sektor.


Meningkatkan Kapasitas Akademik Dosen

Menteri Agama menyampaikan pentingnya penyegaran keilmuan bagi para dosen. Salah satu langkah yang diusulkan adalah menetapkan satu hari tanpa kegiatan perkuliahan. Hari ini akan digunakan secara khusus untuk diskusi akademik, seminar penelitian, atau kegiatan ilmiah lainnya yang melibatkan dosen di seluruh fakultas.

Model ini sudah diterapkan di universitas-universitas besar, seperti Georgetown University di Amerika Serikat, yang mewajibkan fakultas menyelenggarakan kegiatan akademik kolektif secara rutin. Menteri menegaskan bahwa dosen harus terus belajar agar tidak tertinggal dari mahasiswa yang semakin kritis.

“Kalau dosen hanya mengulang materi yang sama setiap semester, mereka berisiko kehilangan relevansi di tengah dinamika dunia akademik yang terus berkembang,” ujar Menteri.


Mengevaluasi Program Studi agar Relevan dengan Kebutuhan Zaman

Arahan kedua adalah evaluasi program studi. Perguruan tinggi agama diminta berani meninjau ulang program-program yang kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata di berbagai sektor.

Namun, evaluasi program studi bukan tanpa tantangan. Penutupan program lama dapat memengaruhi akreditasi atau membuat dosen kehilangan mata kuliah. Untuk itu, Menteri mengimbau agar keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan data pasar kerja, tren kebutuhan masyarakat, dan potensi perguruan tinggi untuk membuka program studi baru.

Selain itu, mahasiswa di perguruan tinggi agama diharapkan memiliki kemampuan lintas disiplin. Selain menjadi mubalig atau ahli keagamaan, mereka juga dapat mengembangkan keahlian lain, seperti seni, olahraga, atau keterampilan teknologi, yang dapat mengangkat nama baik institusi.


Mengadopsi Teknologi untuk Pendidikan dan Penelitian

Di era digital, perguruan tinggi agama dituntut untuk memanfaatkan teknologi secara optimal. Menteri Agama mendorong penggunaan iLibrary untuk menggantikan perpustakaan konvensional yang kurang diminati. Selain itu, kampus-kampus diharapkan mulai menggunakan aplikasi multifungsi (super apps) yang mengintegrasikan layanan akademik, administrasi, hingga penelitian dalam satu platform.

Hasil penelitian mahasiswa juga tidak boleh hanya tersimpan di kampus. Sebaliknya, penelitian seperti skripsi atau tesis dapat dimanfaatkan untuk mendukung kebijakan publik. Sebagai contoh, survei tentang tingkat kebahagiaan atau ketakwaan di suatu wilayah dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merancang program berbasis data.


Menjaga Integritas dan Profesionalisme

Menteri Agama kembali mengingatkan pentingnya integritas di lingkungan kerja. Pejabat dan pegawai Kementerian Agama diminta untuk menolak segala bentuk gratifikasi dan korupsi. “Gaji kita sudah cukup, jangan ada darah haram yang mengalir di tubuh kita,” tegas beliau.

Selain itu, para pimpinan, seperti Kanwil (Kepala Kantor Wilayah), diminta untuk memberikan teladan dengan meningkatkan kemampuan dasar mereka, seperti komunikasi publik dan penguasaan teknologi. Kanwil yang tidak bisa menyelesaikan tugas sederhana, seperti membuat presentasi atau menggunakan perangkat digital, diimbau untuk segera belajar agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman.


Mendukung Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan Beasiswa

Menteri menyoroti rendahnya pemanfaatan program beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) di lingkungan Kementerian Agama. Padahal, dana LPDP yang besar dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik melalui pendidikan dalam negeri maupun luar negeri.

Beliau mendorong pimpinan daerah untuk memberikan dukungan penuh kepada pegawai yang ingin melanjutkan pendidikan. “Keberhasilan staf adalah keberhasilan kita semua,” ungkapnya. Menteri juga menekankan bahwa memfasilitasi pengembangan karier bawahan adalah bagian dari kepemimpinan yang baik.


Penutupan RAKERNAS 2024 di Bogor ini menghasilkan lima arahan strategis yang akan menjadi panduan bagi perguruan tinggi dan lembaga di bawah Kementerian Agama. Dengan fokus pada pengembangan kapasitas dosen, evaluasi program studi, adopsi teknologi, integritas kepemimpinan, dan pemanfaatan beasiswa, diharapkan pendidikan agama di Indonesia dapat terus relevan dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Shares:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *