Dalam salat, mungkin kamu pernah memperhatikan beberapa perbedaan kecil dari gerakan tangan hingga posisi duduk. Mengapa ada perbedaan? Apakah semua cara ini benar?
Dalam Islam, perbedaan dalam tata cara salat adalah hal yang wajar, terutama di antara 4 mazhab Islam: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan 4 mazhab dalam salat, sehingga Anda bisa lebih menghargai keberagaman dalam Islam.
Perbedaan dalam Tata Cara Salat pada Empat Mazhab

Setiap mazhab memiliki perbedaan dalam tata cara salat yang mencakup berbagai aspek mulai dari niat hingga gerakan salat. Berikut adalah perbedaan 4 mazhab tentang salat yang sering kamu jumpai:
1. Niat dan Takbiratul Ihram
Dalam hal niat, keempat mazhab sepakat bahwa niat harus ada sebelum memulai salat, tetapi ada perbedaan kecil dalam cara mengungkapkan niat.
- Hanafi: Mengucapkan niat dalam hati tanpa menggerakkan bibir, lalu mengangkat tangan sejajar dengan bahu saat takbir.
- Maliki: Menekankan bahwa niat cukup dalam hati dan tidak perlu kamu ucapkan secara lisan.
- Syafi’i: Menyunnahkan niat diucapkan, selain dilakukan dalam hati, dan mengangkat tangan sejajar dengan telinga atau bahu saat takbir.
- Hanbali: Mengarahkan niat dalam hati, lalu mengangkat tangan sejajar dengan telinga atau bahu saat takbir.
2. Posisi Tangan setelah Takbir
Perbedaan terlihat dalam posisi tangan setelah takbiratul ihram:
- Hanafi: Menyilangkan tangan di bawah pusar.
- Maliki: Memiliki dua pilihan, yaitu meletakkan tangan di samping atau menyilangkan di dada, namun banyak yang memilih mengikuti sunah pertama.
- Syafi’i: Menyilangkan tangan di atas pusar atau di dada.
- Hanbali: Menyilangkan tangan di atas pusar atau di dada, serupa dengan Syafi’i.
3. Bacaan Doa Iftitah
Pada bagian ini, perbedaan terjadi dalam doa iftitah yang dibaca di awal salat:
- Hanafi: Tidak mewajibkan doa iftitah, tetapi menganjurkannya.
- Maliki: Tidak membaca doa iftitah dan langsung membaca Al-Fatihah.
- Syafi’i: Sangat menganjurkan membaca doa iftitah sebagai sunah muakkadah.
- Hanbali: Juga menganjurkan membaca doa iftitah.
4. Rukuk dan I’tidal
Tata cara rukuk (membungkuk) juga sedikit berbeda di antara empat mazhab:
- Hanafi: Ketika rukuk, tangan memegang lutut dengan jari-jari sedikit terbuka.
- Maliki: Serupa dengan Hanafi, namun posisi punggung lebih ditekankan untuk lurus.
- Syafi’i: Saat rukuk, punggung harus lurus sejajar dengan kepala dan tangan memegang lutut dengan jari-jari terbuka.
- Hanbali: Posisi punggung lurus sejajar dengan kepala, dan tangan memegang lutut dengan jari terbuka.
5. Sujud dan Duduk di Antara Dua Sujud
Ketika melakukan sujud dan duduk di antara dua sujud, terdapat perbedaan mazhab Maliki dan Syafi’i:
- Hanafi: Jari kaki menghadap kiblat saat sujud. Duduk iftirasy di antara dua sujud, dengan kaki kanan tegak.
- Maliki: Sujud dilakukan dengan kaki sejajar ke belakang. Duduk iftirasy, tetapi ada juga yang duduk tawaruk.
- Syafi’i: Sujud dengan kedua tangan di samping kepala. Duduk di antara dua sujud dengan posisi kaki kanan tegak.
- Hanbali: Sujud mirip dengan Syafi’i. Duduk iftirasy di antara dua sujud.
6. Tasyahud Awal dan Akhir
Pada tasyahud awal dan akhir, terdapat sedikit variasi:
- Hanafi: Jari telunjuk digerakkan ketika mengucapkan kalimat tauhid.
- Maliki: Jari telunjuk digerakkan selama seluruh tasyahud.
- Syafi’i: Jari telunjuk terangkat hanya saat mengucapkan syahadat.
- Hanbali: Telunjuk tetap mengarah ke kiblat selama tasyahud.
7. Salam
Salam yang mengakhiri salat dilakukan dengan cara yang berbeda pula:
- Hanafi: Mengucapkan salam ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri.
- Maliki: Satu kali salam ke kanan saja.
- Syafi’i: Salam ke kanan kemudian ke kiri, seperti Hanafi.
- Hanbali: Salam pertama wajib ke kanan, yang kedua sunah.
Mengapa Perbedaan Ini Terjadi?

Perbedaan mazhab dalam praktik salat bukan sekadar hasil interpretasi yang berbeda, Melainkan juga didorong oleh upaya para imam mazhab untuk menyampaikan ajaran sesuai dengan sunah Rasulullah saw.
Setiap imam memperhatikan berbagai riwayat dan sanad hadis yang mereka miliki saat itu. Oleh karena itu, perbedaan ini harus dilihat sebagai bagian dari kekayaan ilmu dalam Islam yang mengakomodasi berbagai kebutuhan umat di berbagai belahan dunia.
Menghadapi Perbedaan dengan Sikap Toleran

Meskipun perbedaan tata cara salat sering memicu kebingungan atau perdebatan di antara umat Muslim, tapi perbedaan ini bukan kekurangan. Justru, ini adalah rahmat.
Setiap mazhab memiliki dasar dan dalil yang kuat hasil pemahaman mendalam para ulama terhadap ajaran Rasulullah saw. Oleh karena itu, sikap toleran dan kebesaran hati sangat penting agar perbedaan ini memperkaya Islam, bukan memecah belah.
Berikut beberapa langkah praktis yang bisa kita terapkan untuk menghadapi perbedaan 4 mazhab dalam ibadah dengan sikap toleran.
1. Memahami Bahwa Semua Berdasarkan Dalil
Semua mazhab sepakat pada prinsip-prinsip dasar Islam. Perbedaan ini hanya terkait dengan cabang-cabang hukum yang memiliki fleksibilitas dalam Islam.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa perbedaan ini berdasarkan dalil yang shahih menurut masing-masing mazhab.
2. Menghindari Fanatisme Mazhab
Fanatisme mazhab bisa memicu perpecahan. Kita sebaiknya menghormati praktik salat yang berbeda selama masih mengikuti prinsip-prinsip utama salat dalam Islam. Setiap Muslim bebas mengikuti mazhab yang paling cocok dan sesuai dengan pemahaman mereka, tanpa merendahkan mazhab lain.
3. Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Memahami bahwa perbedaan ini adalah wujud dari rahmat Allah Swt. dapat membantu kita bersikap lebih terbuka dan toleran. Hal ini mendukung ukhuwah Islamiyah, memperkuat persaudaraan di antara sesama Muslim.
Pentingnya Ilmu dalam Memilih Mazhab

Setiap Muslim sebaiknya memperdalam ilmunya mengenai mazhab-mazhab ini agar lebih mantap dalam praktik ibadah. Mempelajari mazhab dengan pandangan yang objektif dan adil dapat membantu kita untuk lebih memahami variasi dalam praktik salat dan menghargai kedalaman ilmu dari masing-masing imam mazhab.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam tata cara salat di antara keempat mazhab, seluruhnya sah dan tetap mengikuti tuntunan Islam. Variasi ini mencerminkan kekayaan tradisi Islam yang menghargai perbedaan pemahaman.
Setiap Muslim bebas memilih mazhab yang paling sesuai dengan keyakinan dan praktik mereka. Dengan menghargai perbedaan 4 mazhab dalam salat ini, kita memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menghindari perpecahan di antara umat.