Di era modern ini, di tengah berbagai pemahaman keagamaan yang kadang bersifat formalistik dan radikal, kesadaran akan pentingnya nilai-nilai akidah dalam kehidupan sosial-budaya menjadi semakin penting. Nilai-nilai akidah, yang merupakan pokok-pokok keteguhan dan kebenaran yang tertanam mendalam dalam jiwa, sangat mendasar dalam agama. Nilai-nilai ini, yang mencakup rukun Islam dan rukun Iman, perlu diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat serta menghindari penyimpangan pemahaman yang salah.

Salah satu cara untuk mewujudkan nilai-nilai akidah ini dalam kehidupan sehari-hari adalah melalui tradisi-tradisi lokal yang mengandung ajaran agama. Salah satu tradisi lokal yang kaya akan nilai-nilai akidah adalah Syi’ir Tanpo Waton. Shalawat Jawa ini tidak hanya merupakan bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mengandung nilai-nilai karakter keislaman yang bisa dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari.

Deskripsi Syi’ir Tanpo Waton

Syi’ir Tanpo Waton adalah salah satu shalawat Jawa yang diciptakan oleh Gus Dur, terdiri dari 13 bait yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal, baik nasionalis maupun agamis. Shalawat ini mengedepankan prinsip perdamaian dan non-kekerasan, yang merupakan warisan budaya yang sangat relevan dalam mencegah radikalisme.

Dalam bait-bait Syi’ir Tanpo Waton, terdapat pesan-pesan yang sangat mendalam. Misalnya, bait berikut ini menggambarkan bagaimana orang yang hafal Al-Qur’an dan Hadits tetapi justru menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengkafirkan orang lain: “Akeh kang apal Qur’an Hadist e, Seneng Ngafirkeh marang liyane, Kafir e dewe Ga’ di gatekke, Yen isih kotor ati akale.”

Pesan ini mengingatkan kita bahwa pengetahuan agama yang mendalam seharusnya membawa kita pada sikap yang lebih toleran dan bijaksana, bukan sebaliknya.

Nilai-Nilai Akidah dalam Syi’ir Tanpo Waton

  1. Membangun Sikap Religius: Syi’ir Tanpo Waton mengajarkan kita untuk selalu memperkuat iman kepada Allah SWT. Allah sebagai Maha Penguasa dan Pencipta segala sesuatu di alam semesta, harus menjadi fokus utama keimanan kita. Contohnya dalam bait: “Ayo sedulur Ja nglale ake, Wajib e ngaji sak pranatane, Nggo ngandelake iman Tauhid e, Baguse sangu mulya matine.”
  2. Membangun Hubungan Baik dengan Sesama: Shalawat ini juga menekankan pentingnya hubungan baik dengan sesama manusia. Dalam berbagai baitnya, Syi’ir Tanpo Waton mendorong sikap toleransi, kebersamaan, dan musyawarah, yang terangkum dalam karakter luhur Pancasila: “Kelawan kanca dulur lan tangga, Kang pada rukun aja daksia, Iku sunnah e Rasul kang mulya, Nabi Muhammad panutan kita.”
  3. Mendekatkan Diri kepada Allah: Shalawat ini juga mengajarkan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui doa, dzikir, shalat, dan ibadah lainnya. Pesan ini terlihat dalam bait: “Kelawan Alloh Kang Maha Suci, Kuduh rangkulan rina lan wengi, Di tirakati di riadhoi, Dzikir lan suluk ja nganti lali.”

Mengapa Syi’ir Tanpo Waton Penting?

Syi’ir ini dengan segala nilai-nilai akidah yang terkandung di dalamnya, merupakan salah satu cara untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. Dengan menghayati dan mempraktekkan nilai-nilai tersebut, kita bisa membangun sikap yang lebih religius, toleran, dan bijaksana, serta memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan di tengah masyarakat. Ini sangat penting untuk menjaga keharmonisan sosial-budaya kita dan menghindari pengaruh negatif dari paham-paham radikal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan.

Syi’ir Tanpo Waton adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga dan perlu dilestarikan. Melalui shalawat ini, kita bisa belajar banyak tentang nilai-nilai akidah yang penting untuk membangun kehidupan yang lebih harmonis dan toleran. Dengan mempraktekkan nilai-nilai ini, kita bisa mencegah penyebaran paham radikalisme dan menjaga persatuan serta keharmonisan dalam masyarakat kita.

Shares:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *