Menurut Sheikh Assim, jika seseorang mengalami mimpi yang baik dan menyenangkan, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk hanya menceritakannya kepada orang yang mencintai kita. Hal ini dikarenakan tafsir mimpi yang baik biasanya akan menjadi kenyataan, meskipun tidak selalu.
Sebaliknya, jika seseorang mengalami mimpi buruk, Nabi menyarankan untuk tidak menceritakannya kepada siapa pun. Jika terbangun dengan perasaan takut atau tidak nyaman, seseorang harus berlindung kepada Allah dari godaan setan sebanyak tiga kali, kemudian meniup ke arah kiri sebanyak tiga kali.
Apakah ada Tafsir Mimpi pada Zaman Nabi?
Tafsir mimpi telah ada sejak zaman Nabi, dan beliau sendiri sering menginterpretasikan mimpi para sahabat. Abu Bakr juga dikenal sebagai salah satu ahli tafsir mimpi yang terkenal. Namun, di era modern ini, tafsir mimpi telah berkembang menjadi bisnis jutaan dolar yang melibatkan iklan, stasiun televisi, dan internet. Sheikh Assim mengkritik praktik ini karena telah mengalihkan tujuan tafsir mimpi dari memberikan kabar gembira kepada umat untuk menjadi lebih optimis, menjadi semacam peramalan nasib yang mengendalikan kehidupan orang.
Dalam pandangan Sheikh Assim, tafsir mimpi seharusnya tidak digunakan untuk mengendalikan atau menjalani kehidupan seseorang, melainkan hanya sebagai sarana untuk memberikan informasi yang positif dan menggembirakan. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dalam hal tafsir mimpi, serta menjauhkan diri dari praktik komersial yang mengarah pada penyalahgunaan konsep ini.
Beberapa Dalil mengenai Tafsir Mimpi
Ada beberapa hadis tentang tafsir mimpi dalam Islam. Umat Islam menganggap beberapa mimpi sebagai semacam persepsi spiritual (BaHammam et al., 2018). Al-Qur’an menggunakan beberapa istilah untuk menyebut mimpi seperti ru’ya (penglihatan), hulm (mimpi), manam (tidur), dan bushra (kabar gembira) (BaHammam et al., 2018).
Sebuah hadis mengatakan bahwa Nabi (saw) bersabda, “Mimpi yang baik dari seorang yang saleh adalah empat puluh enam bagian dari nubuat” (Sahih Muslim 2263).
Hadis lain dari Nabi (saw) mengatakan, “Mimpi yang baik (ru’ya) berasal dari Allah dan mimpi buruk (hulm) berasal dari setan, maka jika salah satu dari kalian melihat sesuatu (dalam mimpi) yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke sisi kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya, maka mimpi tersebut tidak akan pernah membahayakannya” (Sahih al-Bukhari, 3118).
Kategori Mimpi Menurut Islam
Menurut Ibnu Hajar, semua mimpi terdiri dari dua jenis, yaitu mimpi yang benar dan mimpi yang salah. Mimpi yang benar adalah mimpi yang menjadi kenyataan dalam kehidupan nyata, dan merupakan bagian dari kenabian.
Mimpi yang salah berasal dari setan, dan dimaksudkan untuk mengganggu orang yang melihatnya. Abu Qatadah berkata, “Mimpi yang baik berasal dari Allah, dan mimpi yang buruk berasal dari setan. Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke arah kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari setan, karena hal itu tidak akan membahayakannya.” (Fathul Bari, 12/369).
Kitab Al-Ruya adalah sebuah kitab yang membahas tentang penafsiran mimpi dalam Islam (SAHIH MUSLIM, Book 29 : The Book of Vision (Kitab Al-Ruya), n.d.). Disebutkan bahwa jika seseorang melihat mimpi yang tidak disukainya, ia harus meludah ke sisi kirinya dan mencari perlindungan Allah dari setan; hal itu tidak akan membahayakannya(SAHIH MUSLIM, Book 29 : The Book of Vision (Kitab Al-Ruya), n.d.).
Abu Salamah menceritakan bahwa ia biasa melihat mimpi yang lebih berat daripada gunung, tetapi karena ia mendengar hadis tentang berlindung kepada Allah dari setan, ia tidak mempedulikan beban mimpi tersebut(SAHIH MUSLIM, Book 29 : The Book of Vision (Kitab Al-Ruya), n.d.).
Referensi
- BaHammam, A. S., Almeneessier, A. S., & Pandi-Perumal, S. R. (2018). Medieval Islamic scholarship and writings on sleep and dreams. Annals of Thoracic Medicine, 13(2), 72. https://doi.org/10.4103/atm.atm_162_17
- SAHIH MUSLIM, Book 29 : The Book of Vision (Kitab Al-Ruya). (n.d.). https://www.iium.edu.my/deed/hadith/muslim/029_smt.html
Add comment