Mengisi Ruang Maya
Piala Dunia U-20

Refleksi Pencabutan Hak Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023: Bagaimana Toleransi dan Persatuan Membawa Indonesia Maju

Indonesia dicabut haknya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Di duga kuat, keputusan ini diambil karena pergolakan politik terkait partisipasi Israel dalam turnamen tersebut. Israel berhasil lolos ke Piala Dunia U-20 untuk pertama kalinya pada bulan Juni, dan partisipasinya dalam undian yang dijadwalkan di Bali memicu penolakan politik pada bulan ini. 

Piala Dunia U-20

Gubernur Bali menolak untuk menjadi tuan rumah tim Israel, dan federasi sepak bola Indonesia (PSSI) membatalkan undian tersebut. FIFA kemudian memutuskan bahwa Indonesia belum siap untuk menjadi tuan rumah turnamen dan akan mengambil tindakan. Tuan rumah baru akan diumumkan secepatnya, dengan tanggal turnamen tetap tidak berubah.

Dalam kaitan ini, PSSI pun juga berisiko mendapatkan sanksi lebih lanjut dari FIFA, dan jika diberikan sanksi larangan bermain. PSSI menyatakan kehilangan hak tuan rumah akan merugikan tim sepak bola Indonesia dalam mengikuti turnamen FIFA lainnya, sementara kerugian ekonomi yang diakibatkan mencapai “triliunan rupiah”. 

Sepak bola telah menjadi olah raga yang sangat populer di Indonesia, tetapi kekerasan dan mismanajemen telah menghantui liga-liga sepak bola di Indonesia selama beberapa dekade. 

Piala Dunia U-20

Negara ini masih terpukul oleh bencana stadion terburuk di dunia, di mana setidaknya 135 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka di Stadion Kanjuruhan, Malang. FIFA menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk membantu PSSI pasca tragedi tersebut.

Bencana stadion di Kanjuruhan, Malang, merupakan tragedi yang mengejutkan dan mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya memperkuat nilai-nilai toleransi, persatuan, dan keadilan dalam masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks olahraga dan pengelolaan pertandingan sepak bola.

Mengingat Kembali Pesan Kemanusiaan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar

Piala Dunia U-20

Peristiwa yang terjadi di Indonesia dalam momen Piala Dunia U20-2023 yang diwarnai oleh berbagai perbedaan pandangan ini kemudian mengingatkan saya pada satu peristiwa dan pesan kemanusiaan pada saat pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Baca Juga :   Menelisik Kebijakan Luar Negeri Presiden Joko Widodo di Panggung Global

Waktu itu, saat pembukaan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar, hadir seorang tokoh terkenal, Morgan Freeman, dan duta Piala Dunia 2022 Qatar, Ghanim Al-Muftah. Ketika malam pembukaan telah tiba, ribuan penonton berkumpul di Stadion Al-Bait, Doha, menantikan perayaan yang luar biasa ini.

Morgan Freeman, dengan suara yang khas dan penuh kebijaksanaan, mempertanyakan bagaimana banyak negara, bahasa, dan budaya bisa datang bersama di Qatar. “Bagaimana banyak negara, bahasa, budaya bisa bersatu, jika hanya ada satu jalan yang diterima?” tanyanya dengan penuh keingintahuan.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Duta Piala Dunia 2022 Qatar, Ghanim Al-Muftah, mengutip Surah Al-Hujurat ayat 13 dari Al-Qur’an. Ia berkata dengan suara yang lantang dan penuh keyakinan, “Yâ ayyuhan-nâsu innâ khalaqnâkum min dzakariw wa untsâ wa ja’alnâkum syu’ûbaw wa qabâ’ila lita’ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum, innallâha ‘alîmun khabîr.”

Terjemahan ayat tersebut berbunyi, “Wahai umat manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”

Ghanim Al-Muftah melanjutkan dengan mengatakan, “Kita didorong untuk percaya bahwa kita tersebar di bumi ini sebagai bangsa-bangsa dan suku-suku agar kita dapat saling belajar dan menemukan keindahan dalam perbedaan kita.” Mendengar jawaban itu, Morgan Freeman mengakui bahwa ia memang telah menyaksikan secara langsung apa yang dikatakan Muftah.

Muftah juga mengatakan bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan mengutamakan toleransi dan menghormati orang lain. “Dengan toleransi dan rasa hormat, kita dapat hidup bersama dalam satu rumah,” katanya. Sebuah rumah bukan hanya bangunan tempat keluarga tinggal. Bagi Muftah, di mana ada dua hal ini, toleransi dan menghormati orang lain, itulah rumah yang sebenarnya. “Di manapun itu dibangun, itulah rumah,” kata Muftah.

Dan pada malam itu, di tengah kerumunan yang beragam, semua orang menyaksikan bagaimana keindahan perbedaan dan toleransi menghiasi perayaan pembukaan Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar, memberikan harapan bagi persatuan dan perdamaian di seluruh dunia.

Baca Juga :   Reyog Watoe Dhakon IAIN Ponorogo: Menghadirkan Moderasi Beragama Melalui Seni Tradisional

Indonesia Harus Berbenah

Nilai-nilai Toleransi, Persatuan, dan Keadilan Harus Ditegakkan

Untuk mengembangkan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan keadilan di tubuh bangsa Indonesia, pendidikan dan sosialisasi perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Program pendidikan karakter di sekolah, pelatihan bagi para pemain dan ofisial sepak bola, serta kampanye publik yang menekankan pentingnya nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi upaya awal dalam mengubah sikap dan perilaku masyarakat.

Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum

Pemerintah dan lembaga terkait, seperti PSSI, harus bekerja sama dalam mengembangkan dan menegakkan regulasi yang lebih ketat untuk mencegah kekerasan dan mismanajemen dalam sepak bola. Selain itu, penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelanggaran harus menjadi prioritas, agar masyarakat menyadari bahwa tindakan yang merugikan orang lain tidak dapat dibiarkan dan harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pemberdayaan Masyarakat dan Kelompok Suporter

Menggandeng masyarakat dan kelompok suporter dalam upaya mengembangkan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan keadilan sangat penting. Pemerintah, PSSI, dan klub sepak bola dapat bekerja sama dengan kelompok suporter untuk mengadakan kegiatan yang mempromosikan perdamaian, persatuan, dan toleransi, baik di dalam maupun di luar stadion.

Kolaborasi dengan Organisasi Internasional

Kerja sama dengan organisasi internasional seperti FIFA juga penting untuk mengembangkan kapasitas dan meningkatkan standar manajemen sepak bola di Indonesia. Dengan dukungan dan bimbingan dari organisasi seperti FIFA, PSSI dan pemerintah dapat belajar dari praktik terbaik di negara-negara lain dan menerapkannya di Indonesia.

Evaluasi dan Pembenahan Infrastruktur

Pemerintah dan PSSI perlu secara berkala mengevaluasi dan memperbaiki infrastruktur stadion serta fasilitas pendukung lainnya. Ini meliputi pengelolaan keamanan, kelancaran lalu lintas, dan kenyamanan penonton. Selain itu, perlu adanya perencanaan dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola.

Sikap Refleksi dan Kembali Pada Nilai-nilai Persatuan, Anti Kekerasan dan Toleransi

Dalam konteks toleransi dan persatuan dalam Islam, ajaran Islam mengajarkan universalisme, toleransi, perdamaian, dan rekonsiliasi. Keadilan sosial merupakan prinsip utama dalam Islam, dan mengejar keadilan dalam menghadapi penindasan dan penderitaan merupakan kewajiban pribadi dan kolektif setiap Muslim. 

Baca Juga :   Mudik Gratis Tanpa Batas 2023 di Indonesia

Toleransi adalah prinsip penting dalam Islam, dan umat Islam didorong untuk bersikap toleran dan memaafkan orang lain. Islam mengajarkan untuk tidak bertoleransi terhadap ketidakadilan, penindasan, dan pelanggaran hak manusia. Umat Islam harus menunjukkan cara yang benar dalam berdiskusi dan berinteraksi dengan non-Muslim, dan tidak berdebat dengan mereka kecuali dengan cara yang terbaik.

Saling-menghormati, dan pengakuan dapat hidup berdampingan, dan hubungan harmonis dalam masyarakat dapat diharapkan ketika diwarnai dengan partisipasi aktif dan kontribusi timbal balik dari setiap anggota masyarakat.

Dalam konteks pencabutan hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023, penting untuk menilai bagaimana toleransi dan persatuan dalam Islam dapat membantu mengatasi perbedaan pandangan dan ketegangan politik yang muncul akibat keikutsertaan Israel dalam turnamen tersebut. 

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia seharusnya mengedepankan prinsip toleransi dan persatuan yang diajarkan dalam Islam untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi penyelenggaraan turnamen internasional seperti Piala Dunia U-20 FIFA.

Indonesia harus menunjukkan sikap terbuka dalam berinteraksi dengan negara-negara lain, dengan saling menghormati perbedaan dan mengedepankan nilai-nilai persatuan. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan umatnya untuk bersikap toleran, menghormati perbedaan, dan menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, terlepas dari latar belakang kebangsaan, agama, atau budaya.

Pemimpin dan masyarakat Indonesia perlu menyadari bahwa menjadi tuan rumah turnamen internasional seperti Piala Dunia U-20 FIFA bukan hanya menjadi kesempatan untuk memajukan olahraga sepak bola dan meningkatkan ekonomi, tetapi juga menjadi ajang untuk mempromosikan toleransi, persatuan, dan perdamaian antarbangsa. 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip toleransi dan persatuan dalam Islam, Indonesia berpeluang untuk mengatasi tantangan dan konflik yang muncul seiring dengan penyelenggaraan turnamen sepak bola internasional, serta membawa perubahan positif bagi bangsa dan dunia.

Toleransi dan persatuan dalam Islam dapat menjadi landasan penting bagi Indonesia dalam menghadapi permasalahan politik yang muncul akibat pencabutan hak tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2023. 

Dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi dan persatuan, Indonesia dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyelenggaraan turnamen internasional dan membangun hubungan yang harmonis dengan negara-negara lain. Selanjutnya, komitmen terhadap toleransi dan persatuan dalam Islam dapat membantu Indonesia meraih kesuksesan dalam bidang olahraga, ekonomi, dan diplomasi internasional.

Avatar photo

Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag.

2 comments

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most popular

Most discussed