Mengisi Ruang Maya

Puasa Ramadhan dan Prestasi Siswa

Ramadhan adalah bulan suci bagi umat Muslim, di mana mereka diwajibkan berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Namun, seberapa besar efek dari berpuasa dalam Ramadhan terhadap pendidikan dan ekonomi? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun puasa dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kinerja ekonomi, ada juga manfaat positif dalam aspek sosial dari praktik keagamaan ini.

Dalam penelitian terbaru, ditemukan bahwa siswa Muslim yang menjalankan Ramadhan dengan intensitas yang lebih tinggi cenderung mencapai nilai lebih tinggi dalam ujian akademik mereka. Hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman keagamaan yang bersamaan, sehingga memperkuat kapital sosial dan identitas sosial siswa, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja akademik mereka.

Perbedaan dalam Pencapaian Pendidikan antara Negara dengan Mayoritas Muslim dan Non-Muslim

Mungkin terlihat bahwa kepercayaan Muslim menjadi penghalang dalam mencapai kesuksesan dalam pendidikan sekuler. Namun, perbandingan lintas negara tentang pencapaian pendidikan dapat menimbulkan kesimpulan seperti itu. Studi tentang Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa negara dengan mayoritas Muslim mencapai nilai ujian matematika (439 dari 500) dan ilmu pengetahuan (449) yang lebih rendah daripada negara dengan mayoritas Kristen (495). Namun, perbedaan pendidikan antara Muslim dan non-Muslim dapat ditemukan bahkan ketika mereka tinggal di negara yang sama di bawah lingkungan institusional yang sama. Pew Research Center (2016) menunjukkan bahwa Muslim meraih pendidikan 4,2 tahun lebih rendah daripada non-Muslim di Jerman, 3,2 tahun lebih rendah di Spanyol, dan 2,9 tahun lebih rendah di Prancis. Apakah kondisi sosial ekonomi yang mendasari atau agama itu sendiri yang menjelaskan kesenjangan ini adalah pertanyaan empiris yang besar.

Baca Juga :   Laporan IPAC tentang Ancaman yang Ditimbulkan oleh Keluarga Ekstremis pada Jaringan Villa Mutiara Indonesia

Penelitian terbaru telah meningkatkan pemahaman kita tentang asal-usul sejarah perbedaan agama dalam pencapaian pendidikan. Investasi modal manusia yang tinggi oleh orang Yahudi dan Protestan diketahui (Botticini dan Eckstein 2005, 2007, Becker dan Woessmann 2009), dan efek merugikan Katolik dan Islam terhadap hasil pendidikan (Squicciarini 2019, Chaudhary dan Rubin 2011). Setelah meninjau literatur ini, Becker et al. (2020) meminta penelitian lebih lanjut tentang keterkaitan antara ekonomi dan religiusitas.

 

Efek dari Puasa Ramadhan pada Pencapaian Pendidikan

Puasa Ramadhan dianggap sebagai tantangan fisik yang dapat berdampak negatif pada kinerja pendidikan (Oosterbeek dan van der Klaauw 2013). Ramadhan juga tampaknya merugikan kesehatan individu (misalnya Almond 2009, Majid 2015).

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadan tidak selalu berdampak negatif pada pencapaian pendidikan. Sebuah studi oleh Paknahad et al. (2019) menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam prestasi akademik antara siswa yang berpuasa dan yang tidak berpuasa selama Ramadan.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus pada kegiatan akademik. Sebuah studi oleh Almeneessier et al. (2018) menemukan bahwa puasa Ramadan dapat meningkatkan kinerja kognitif, seperti kecepatan pemrosesan informasi dan daya ingat.

Namun, penting untuk diingat bahwa efek puasa Ramadan pada pencapaian pendidikan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat kesehatan. Selain itu, efek puasa Ramadan pada pencapaian pendidikan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti durasi dan intensitas belajar.

Secara keseluruhan, sementara beberapa penelitian menunjukkan efek negatif dari puasa Ramadan pada pencapaian pendidikan, penelitian lain menunjukkan bahwa puasa Ramadan dapat meningkatkan konsentrasi dan fokus pada kegiatan akademik. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi efek puasa Ramadan pada pencapaian pendidikan secara holistik dan mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi efek tersebut.

Baca Juga :   Konsep Moderasi Beragama, Mengapa Penting dan Bagaimana Memahaminya?

Penulis El Kariem

Add comment

Follow us

Don't be shy, get in touch. We love meeting interesting people and making new friends.

Most popular

Most discussed