Temukan inspirasi dan contoh moderasi beragama yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kembangkan toleransi dan kebhinekaan untuk membentuk masyarakat yang harmonis.
Moderasi beragama merujuk pada sikap toleransi terhadap keanekaragaman keyakinan dan kebijaksanaan dalam menghindari ekstremisme agama. Indonesia, sebagai contoh moderasi beragama, sering menjadi sorotan di kancah internasional karena ideologi negara yang dikenal sebagai Pancasila. Pancasila menekankan pentingnya menciptakan dan memelihara harmoni di antara berbagai kelompok agama. Kementerian Agama Indonesia telah menggagas sejumlah kebijakan dan konsep yang mendukung moderasi beragama, yang mencirikan individu yang menerapkan prinsip ini dalam kehidupan mereka. Karakteristik utama dari individu yang moderat meliputi menghormati agama lain, berpikiran terbuka, dan menghindari ekstremisme.
Di Amerika Serikat, moderasi beragama bukanlah konsep yang asing dalam sejarah pemikiran agama. Sejak Reformasi Protestan, moderasi beragama selalu menjadi perhatian dalam konteks bentuk dan cara penyampaian ajaran agama. Praktik moderasi beragama tidak hanya dianggap sebagai bagian dari kesalehan individu tetapi juga sebagai praktik kewarganegaraan yang penting untuk mempromosikan harmoni sosial. Pada abad ke-21, perdebatan mengenai moderasi beragama seringkali difokuskan pada umat Muslim dan Kristen konservatif.
Dalam buku “In Defense of Religious Moderation,” William Egginton berargumen bahwa moderasi beragama merupakan alat yang paling efektif untuk melawan pemikiran fundamentalis. Individu yang memiliki keyakinan agama secara moderat, dengan kecenderungan skeptis terhadap satu kode etika yang dianggap mutlak, dianggap lebih mampu melindungi ilmu pengetahuan, politik, dan berbagai bidang pengetahuan lainnya dari ancaman fundamentalisme. Menurut Egginton, moderasi beragama mendorong pandangan dunia yang didasarkan pada penerimaan keberagaman dan penolakan terhadap dogma absolut.
Menganalisis contoh moderasi beragama yang ada di Indonesia dan pemikiran agama di Amerika Serikat, kita dapat memahami betapa pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman keyakinan dalam menciptakan harmoni sosial. Ketika individu dan komunitas menghindari ekstremisme dan bersikap terbuka terhadap perbedaan, mereka berkontribusi dalam melindungi ilmu pengetahuan, politik, dan nilai-nilai kemanusiaan dari pandangan absolutis dan fundamentalis. Dalam konteks global, contoh moderasi beragama seperti yang diterapkan di Indonesia dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengembangkan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.
Contoh Praktik Moderasi Beragama
Moderasi beragama merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjaga harmoni dan keseimbangan antar umat beragama dalam masyarakat. Dalam era globalisasi yang semakin terbuka dan terkoneksi ini, peran moderasi beragama semakin penting untuk memastikan bahwa setiap individu dapat hidup dan berbaur dengan baik, meskipun berbeda keyakinan agama. Dalam konteks ini, contoh moderasi beragama akan memberikan gambaran bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kemenag Poso Bakti Sosial ke Tempat Ibadah


Untuk merayakan HAB-76 Kemenag RI, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Poso mengadakan bakti sosial “Moderasi Beragama” dengan memberikan bantuan ke Pura Desa Mayasari Mayoa, Kec. Pamona Selatan pada Minggu, 2 Januari 2022. Kegiatan ini mencerminkan kerukunan umat beragama di Poso dan semangat keberagaman serta kerukunan antar umat beragama.
2. Toleransi Tinggi Antarumat Beragama di Dieng, Kabupaten Wonosobo


Di wilayah Dieng, Kabupaten Wonosobo, toleransi antarumat beragama menjadi contoh moderasi kerukunan beragama yang tercipta di tengah masyarakat yang heterogen. Direktur Pondok Pesantren Kementerian Agama RI Waryono Abdul Ghafur mengatakan bahwa merawat Al-Qur’an adalah mudah, namun yang sulit adalah merawat orang ber-Al-Qur’an. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menekankan kebersamaan sebagai kunci utama dalam membangkitkan sinergi.
3. Ekspos Produk Akademik dan Seminar Penguatan Moderasi Beragama di IAIN Ponorogo


Pada 22 Februari 2023, IAIN Ponorogo menyelenggarakan acara Ekspos Produk Akademik dan Seminar Penguatan Moderasi Beragama bersama Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, bertemakan “Moderasi Beragama sebagai Modal Hidup Rukun Antar Umat Beragama.” Acara ini dihadiri oleh banyak mahasiswa yang antusias, dengan tujuan memperkuat moderasi beragama di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Pembukaan acara diisi oleh sambutan kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang dan ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mahasiswa IAIN Ponorogo, diikuti oleh lagu Indonesia Raya dan Mars Kemenag RI, serta pagelaran Reyog Ponorogo yang berasal dari UKM Paguyuban Seni Reyog Mahasiswa Watoe Dhakon.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber dari UIN Walisongo Semarang, termasuk Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Ag., Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo Semarang dan Pengasuh Ponpes Mahasiswa al-Khawarizmi Mijen Semarang. Pemaparan materi berfokus pada pentingnya moderasi beragama sebagai prioritas pembangunan nasional, mengingat keragaman Indonesia yang meliputi suku, bahasa, ras, dan agama. Selama seminar, narasumber menekankan pentingnya menjaga keragaman, keselarasan hidup bersama, tenggang rasa, dan toleransi guna menciptakan kehidupan beragama yang moderat dan harmonis. Kemenag menjadi leading sektor moderasi beragama dan memiliki peran dalam mengedukasi dan melatih masyarakat, terutama mahasiswa, sebagai tindakan preemtif agar masyarakat dapat beragama dengan baik dan sejalan dengan ajaran agama. Target 2023 edukasi moderasi beragama diharapkan merambah ke kementerian lainnya..
4. Masjid Dakwah Wanita dan Gereja Pantekosta Bukit Zaitun saling berdempetan


Pj. Sekda Pemprov Sulawesi Tenggara Asrun Lio mengatakan bahwa Sulawesi Tenggara bisa menjadi contoh moderasi beragama yang baik di Indonesia. Masyarakat di sana hidup rukun berdampingan dengan agama lain. Salah satu contohnya adalah Masjid Dakwah Wanita dan Gereja Pantekosta Bukit Zaitun yang berdampingan di Jalan Ir. Soekarno, Kelurahan Dapu-Dapura, Kecamatan Kendari, Kota Kendari.
5. Pelantikan Permabudhi Kepri


Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yakin Kepri bisa menjadi daerah percontohan moderasi beragama terbaik di Indonesia. Dinamika suku bangsa dan agama di Kepri sangat luar biasa, namun masyarakatnya mampu hidup bersama dan membangun persaudaraan serta moderasi beragama dengan baik. Indeks Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kepri mencapai angka 76,20%, yang masih di atas skor Nasional yaitu 72,39%.
[…] Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 58 Tahun 2023, yang menegaskan bahwa moderasi beragama adalah modal dasar untuk peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di […]
[…] Namun, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah deradikalisasi. Organisasi-organisasi Islam moderat, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat […]
[…] Agama Islam memberikan ruang bagi tradisi selama tidak bertentangan dengan syariat. Meski begitu, ada ketegangan antara pemeluk tradisi yang percaya bahwa melanggar tradisi bisa mendatangkan malapetaka dan mereka yang meyakini bahwa kebahagiaan rumah tangga lebih dari sekedar tradisi. Filosofi pernikahan Jawa, seperti yang tercermin dalam ungkapan kuno, menunjukkan sikap pasrah dan penerimaan terhadap takdir, namun tidak melupakan tradisi seperti perhitungan weton sebagai panduan. Inilah yang merupakan salah satu contoh moderasi beragama di Indonesia. […]