Saat ini, peretasan data pribadi semakin marak terjadi. Peretasan yang terjadi pada bank, adalah salah satu yang paling membahayakan. Pasalnya, bank menjadi target empuk karena mengandung informasi pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan bahkan nomor kartu kredit. Oleh karena itu, sangat penting untuk cara mengamankan data pribadi Anda saat bank Anda di retas.
Sebagai nasabah bank, Anda perlu memahami pentingnya mengamankan data pribadi Anda. Terlebih lagi, jika Anda sering melakukan transaksi keuangan secara online. Ketika bank Anda di retas, data pribadi Anda bisa diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Hal ini tentunya dapat merugikan Anda secara finansial dan membahayakan privasi Anda.
Namun, jangan khawatir! Ada beberapa cara mengamankan data pribadi Anda saat bank Anda di retas. Anda bisa menggunakan layanan keamanan yang disediakan oleh bank, seperti token atau kode SMS. Selain itu, pastikan untuk memilih password yang kuat dan tidak mudah ditebak. Jangan lupa juga untuk selalu memperbarui password secara berkala.
Selain itu, hindari membuka email atau pesan dari pengirim yang tidak dikenal. Pastikan juga untuk tidak membagikan informasi pribadi Anda kepada siapapun, baik melalui email, pesan teks, atau media sosial. Terakhir, pastikan perangkat yang Anda gunakan aman dan terlindungi dari virus atau malware.
Dengan melakukan beberapa cara mengamankan data pribadi di atas, Anda bisa meminimalisir risiko peretasan data pribadi pada bank Anda. Jangan biarkan kejahatan siber merugikan Anda, segera lakukan tindakan yang tepat untuk melindungi data pribadi Anda!
Kasus BSI, Cara Mengamankan Data Pribadi Pembelajaran yang Berarti
Bank Syariah Indonesia (BSI) telah diretas dan sistemnya down selama tiga hari. Namun, proses normalisasi telah selesai dan pelanggan sekarang dapat melakukan transaksi melalui kantor cabang, ATM, dan mobile banking. Manajemen bank telah mengutamakan keamanan data dan dana pelanggan.
Jika Anda adalah pelanggan BSI dan terkena dampak dari peretasan tersebut, berikut adalah beberapa cara mengamankan data pribadi Anda yang dapat Anda terapkan:
- Hubungi layanan pelanggan BSI:Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tentang peretasan, Anda dapat menghubungi layanan pelanggan BSI untuk mendapatkan bantuan.
- Pantau akun Anda: Perhatikan akun dan transaksi bank Anda untuk memastikan tidak ada transaksi yang tidak sah.
- Ubah kata sandi Anda: Ubah kata sandi untuk akun BSI Anda dan akun lain yang menggunakan kata sandi yang sama.
- Hati-hati terhadap penipuan phishing: Waspadalah terhadap email atau pesan yang meminta informasi pribadi atau kredensial login Anda. Jangan klik tautan yang mencurigakan atau unduh lampiran dari sumber yang tidak dikenal.
Cara Mengamankan Data Pribadi, Apa yang Harus Anda lakukan Sebagai Nasabah Bank
Jika terjadi serangan ransomware atau insiden peretasan pada bank, nasabah harus segera mengambil tindakan untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan mereka. Serangan siber pada bank bisa merusak kepercayaan nasabah dan menyebabkan kerugian finansial. Oleh karena itu, mengikuti beberapa cara mengamankan data pribadi berikut ini sangat penting:
Tetap update informasi
Pantau terus komunikasi resmi bank dan informasi terbaru mengenai situasi ini. Bank akan memberikan informasi terbaru mengenai serangan dan tindakan yang telah diambil. Nasabah harus memperhatikan informasi ini dan mengikuti petunjuk yang diberikan.
Pantau rekening Anda
Periksa rekening bank Anda secara teratur untuk mengetahui adanya aktivitas yang mencurigakan atau transaksi yang tidak sah. Nasabah harus memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi pada rekening mereka sah dan sesuai dengan aktivitas mereka. Jika ada transaksi yang tidak sah, nasabah harus segera melaporkannya kepada bank.
Ubah kata sandi Anda
Nasabah harus mengubah kata sandi perbankan online mereka dan kredensial terkait lainnya. Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun dan aktifkan autentikasi dua faktor jika tersedia. Hal ini akan membantu melindungi akun nasabah dari penjahat siber.
Berhati-hatilah dengan email dan tautan
Lebih waspada saat membuka email atau mengklik tautan, terutama yang terkait dengan bank Anda. Penjahat siber dapat mencoba mengeksploitasi situasi ini dengan mengirimkan email phishing atau membuat situs web palsu untuk mencuri informasi Anda. Nasabah harus memeriksa email dan tautan dengan hati-hati sebelum membukanya.
Perbarui perangkat Anda
Pastikan komputer, ponsel cerdas, dan perangkat lain Anda selalu diperbarui dengan patch keamanan dan perangkat lunak antivirus terbaru. Ini akan membantu melindungi Anda dari potensi malware dan ancaman lainnya.
Cadangkan data Anda
Cadangkan file dan data penting Anda secara teratur ke perangkat penyimpanan eksternal atau layanan cloud yang aman. Ini akan membantu Anda memulihkan informasi Anda jika terjadi serangan ransomware atau kehilangan data.
Hubungi bank Anda
Jika Anda mencurigai adanya masalah pada akun Anda atau memiliki kekhawatiran tentang keamanan informasi Anda, hubungi bank Anda untuk mendapatkan bantuan dan panduan.
Melaporkan kejadian tersebut
Jika Anda yakin telah menjadi korban serangan siber atau ransomware, hubungi lembaga penegak hukum setempat atau FBI untuk melaporkan kejadian tersebut.
Cara Mengamankan Data Pribadi, Ala Bank JPMorgan Chase
Contoh kasus serangan ransomware terjadi pada bank JPMorgan Chase pada tahun 2014. Serangan tersebut menyebabkan informasi pribadi 76 juta nasabah dan 7 juta pemegang kartu kredit dicuri. Nasabah dan pemegang kartu kredit JPMorgan Chase diminta untuk memantau aktivitas rekening mereka dan mengubah kata sandi.
Nasabah dan pemegang kartu kredit JPMorgan Chase diminta untuk memantau aktivitas rekening mereka dan mengubah kata sandi mereka setelah bank itu mengumumkan insiden peretasan besar-besaran pada September 2014. Serangan siber ini mengakibatkan informasi pribadi lebih dari 76 juta nasabah dan 7 juta perusahaan yang terkena dampak.
JPMorgan Chase mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa data yang dicuri tidak termasuk nomor rekening bank, tanggal lahir, nomor telepon, alamat email, alamat rumah, dan informasi identitas lainnya yang dapat digunakan untuk mengakses akun bank atau melakukan pencurian identitas. Namun, para peretas diduga berhasil mengakses nama, alamat email, nomor telepon, dan informasi lainnya seperti nomor identitas pajak dan nomor rekening saham.
JPMorgan Chase memberikan saran yang serupa dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, termasuk memantau aktivitas rekening secara teratur, mengubah kata sandi secara teratur, dan memperbarui perangkat lunak keamanan. Namun, nasabah juga disarankan untuk lebih berhati-hati dengan email dan tautan yang mencurigakan, karena para peretas dapat mencoba mengeksploitasi insiden peretasan dengan mengirimkan email phishing atau membuat situs web palsu untuk mencuri informasi.
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan pencegahan untuk melindungi informasi pribadi dan keuangan kita dari serangan siber dan peretasan. Dalam era digital ini, hampir semua transaksi keuangan dilakukan secara online, sehingga memastikan keamanan akun bank dan kredensial online kita adalah suatu keharusan. Dengan mengikuti tips yang telah disebutkan sebelumnya, nasabah dapat meminimalkan potensi dampak serangan ransomware atau insiden peretasan pada informasi pribadi dan keuangan mereka.
[…] konteks global, masalah perlindungan data pribadi dan penyalahgunaan identitas menjadi isu utama yang sedang menjadi perhatian. Indonesia, sebagai […]